kawin Cabut Solusi Efektif Budi Daya Kenari dan Yorkshire
Kenari yogshire kini menjadi primadona pehobi burung. Selain
karena ocehannya yang keras, juga harganya yang mencapai jutaan rupiah. Tak
heran jika sebagian pehobi ingin mencoba membudidayakannya, namun kenari jenis
ini memiliki cara budidaya yang berbeda dengan kenari jenis lokal. Pembudidaya
kenari, Feri Candra menjelaskan kenari yogser memiliki cara budidaya yang
berbeda dibandingkan dengan kenari biasa, hal ini disebabkan karena burung
tersebut merupakan burung impor. Kenari yogser juga memiliki postur tubuh yang
lebih besar, dua atau tiga kali lipat dibandingkan kenari lokal. “Kenari lokal
biasanya usia enam bulan telah dapat dibudidayakan, namun kenari jenis yogshire
baru siap untuk dikembangbiakan setelah usianya di atas satu tahun,” ujarnya
saat ditemui Harian Jogja Express di tokonya di Pasar Satwa dan Tanaman Hias
Yogyakarta (Pasty), Dongkelan, Jogja, Jumat (4/5). Selain dari faktor usia,
biasanya juga dari ocehannya. Jika ocehannya sudah gacor (selalu berkicau) maka
ini merupakan pertanda bahwa burung tersebut telah mengalami masa birahi dan
siap untuk dikawinkan. Pria yang memiliki ratusan ekor kenari ini, menjelaskan
selanjutnya burung ini dapat disatukan dalam satu sangkar, dengan satu jantan
dan satu betina. Namun selama proses kawin tidak seperti kenari lokal yang
dijadikan satu sangkar selama beberapa hari. Kenari yogser dalam pembudidayaannya
menggunakan sistem kawin cabut. “Kawin cabut di sini adalah pagi hari dijadikan
satu sangkar dan dibiarkan hingga melakukan perkawinan dua atau tiga kali atau
kurang lebih 30 menit, lalu dipisahkan. Sore hari dijadikan satu sangkar lagi
lalu malamnya dipisahkan. Keesokan harinya diulangi cara ini kembali,”
jelasnya. Proses kawin cabut ini bertujuan untuk menjaga stamina kenari agar
tetap terjaga, sehingga tidak mudah terserang penyakit. Waktu dalam melakukan
proses ini terjadi tiga hingga tujuh hari hingga kenari yogser betina bertelur.
Jika kenari betina telah bertelur maka sebaiknya kenari jantan segera
dipindahkan ke sangkar lain, agar kenari betina dapat mengerami telur-telurnya.
Penempatan jarak sangkar antara betina dan jantan sebaiknya berjauhan, dan
jangan sampai dapat saling melihat atau mendengar kicauannya. “Jika kenari
betina masih dapat mendengar kicauan kenari jantan. Hal ini dapat memunculkan
birahinya kembali, dan bisa jadi kenari betina tidak mau mengerami
telur-telurnya,” ungkapnya. Burung berbulu lembut ini sekali bertelur dapat
menghasilkan tiga hingga lima telur, dengan masa pengeraman 14 hari. Anak
kenari yang baru menetas akan mendapat lolohan makanan dari induknya selama 25
hari. Baru setelah satu bulan anak kenari dapat makan sendiri dan disapih dari
induknya.
From : http://jogjakartasite.blogspot.com/2012/08/kawin-cabut-solusi-efektif-budi-daya.html
No comments:
Post a Comment